MAKALAH SPK
(SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat.
Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat
lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode
komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan
keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem
pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara system
informasi dan sistem cerdas.
Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini
dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk
bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Dengan mengacu
kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analytical Hierarcy Process)
dalam membantu membuat keputusan, seorang decision maker dapat mengambil
keputusan tentang pemilihan supplier secara objektif berdasarkan multi kriteria
yang ditetapkan.
Metode AHP adalah metode pengambilan keputusan yang multi kriteria,
sedangkan pengambilan keputusan dibidang pembelian juga mengandalkan
kriteria-kriteria yaitu kualitas barang, kecepatan pengiriman barang, harga
barang dan status supplier. Dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang
dipergunakan untuk mengambil keputusan, maka akan sangat cocok untuk
menggunakan metode AHP dengan multi kriteria.
2.
RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
- Apa Tujuan aplikasi DSS sehingga diperlukan dalam pengambilan keputusan ?
- Bagaimana DSS melakukan fungsinya dalam menentukan sebuah keputusan yang memiliki banyak kriteria ?
- Metode apa yang digunakan aplikasi bebasis DSS dalam penentuan keputusan multikriteria ?
- Bagaimana cara kerja AHP dalam menentukan keputusan ?
3.
BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini, begitu luasnya materi tentang DSS dan metodenya,
perlunya batasan masalah yang mana dalam hal ini hanya akan membahas tentang
DSS dan metodenya yaitu AHP (Analytical Hierarchy Process).
4.
TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem
DSS dan metode AHP berperan dalam menentukan suatu keputusan. Selain itu
menngetahui bagaimana hubungan, keuntungan, dan kerugian dari metode AHP dalam
DSS.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN / DESIGN SUPPORT SYSTEM (DSS)
Keputusan merupakan tindakan atau rangkaian tindakan yang harus diikuti
untuk memecahkan suatu masalah.
Jenis –
jenis keputusan menurut Simon :
- Keputusan merupakan bagian dari suatu rangkaian proses pengambilan keputusan.
- Keputusan yang terstruktur atau terprogram berasal dari permasalahan dan kejadian-kejadian yang terstruktur.
- Keputusan yang tidak terstruktur atau terprogram berasal dari permasalahan atau kejadian yang tidak terstruktur.
Istilah SPK/DSS pertama kali dikemukakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael
S. Scoot Morton pada tahun 1971, keduanya merupakan profesor MIT, USA . Saat
itu mereka merasakan perlunya suatu pemikiran untuk mengarahkan penggunaan
aplikasi komputer untuk membantu pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen berdasarkan kepada konsep Simon mengenai keputusan yang terstruktur
dan tidak terstruktur juga berdasarkan kepada konsep Robert N. Anthony tentang
tingkat-tingkatan manajemen.
DSS : suatu sistem berbasis komputer inter-aktif yang membantu pengambil
keputusan memanfaatkan data dan model untuk me-nyelesaikan masalah
unstructured. (Scott Morton, 1971)
DSS menggabungkan sumber daya intelek-tual manusia dng kemampuan komputer,
un-tuk meningkatkan kualitas keputusan. Ia me-rupakan sistem pendukung berbasis
kompu-ter bagi pengambil keputusan manajemen untuk menyelesaikan masalah
semi-structured (Keen and Scott Morton, 1978).
Manfaat yang
didapat :
- Keputusan yang berkualitas
- Peningkatan komunikasi
- Cost reduction
- Peningkatan produktivitas
- Penghematan waktu
- Peningkatan kepuasan karyawan dan pelanggan
ALASAN
MENGAPA DSS DIBUTUHKAN
- Ekonomi tidak stabil
- Kesulitan untuk mendeteksi sasaran bisnis yang beragam
- Meningkatnya kompetisi
- Electronic commerce
- Sistem yang ada tidak mendukung pengambilan keputusan
- Departemen IS terlalu sibutk
- Kebutuhan akan analisis khusus
- Kebutuhan informasi yang akurat
- Kebutuhan informasi yang baru dan tepat waktu
- Penghematan biaya
- End-user computing
2.
KONSEP DSS
Konsep H.A
Simon :
- Keputusan terprogram : Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis maupun tidak . Bersifat rutin, berulang-ulang.
- Keputusan tidak terprogram : Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa. Kebijakan yang ada belum menjawab. Misalnya Pengalokasian sumber daya.
Tahapan
Pengambilan Keputusan
- Kegiatan intelligen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
- Kegiatan merancang, menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
- Kegiatan memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
- Kegiatan menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.
Tujuan SPK
- Membantu manajemen membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
- Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
- Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manager.
Macam –
Macam Metode Sisem Penunjang Keputusan
- Metode Sistem pakar
- Metode Regresi linier
- Metode B/C Ratio
- Metode AHP
- Metode IRR
- Metode NPV
- Metode FMADM
- Metode SAW
3.
Pengertian Metode AHP
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika.
Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas
persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam
bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki,
member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap
variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel
yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan
menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode
ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada
berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi
hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang
dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993).
Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi
perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan
persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh
pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu
tindakan akan lebih baik dibanding tindakan lain. Alasan yang pertama adalah
pengaruh-pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan
karena sutu ukuran atau bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa
pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan
pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya.
Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh
sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas.
4.
Prinsip Dasar dan Aksioma AHP
AHP
didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:
a. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai
khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan,
kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi
lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria
yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas
satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana
elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama
dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu
besar harus dibuatkan level yang baru.
b. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen
yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan
berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan
prioritas.
c. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas
dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen
dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal
dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal
dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
AHP
didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :
- Aksioma Resiprokal >> Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A.
- Aksioma Homogenitas>> Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi.
- Aksioma Ketergantungan>> Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki.
5.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP
a. Kelebihan
- Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
- Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
- Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan
masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasar pada
perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini
merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan pilihan atas
pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua prioritas untuk urutan alternatif.
“ Pairwaise comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif
berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati,
namun kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk memodelkan secara
kuantitatif.
b. Kelemahan
- Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
- Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
6.
Tahapan Dalam Metode AHP
Langkah-langkah
AHP
Langkah –
langkah dan proses Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah sebagai berikut :
- Memdefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.
- Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.
- Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan dari suatu matriks perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat hierarki yang sama.
- Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan pada tiap tingkat hierarki.
Sedangkan
langkah-langkah “pairwise comparison” AHP adalah
- Pengambilan data dari obyek yang diteliti.
- Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan responden dengan metode “pairwise comparison” AHP berdasar hasil kuisioner.
- Menghitung rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden.
- Pengolahan dengan metode “pairwise comparison” AHP.
- Setelah dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka diulangi lagi dengan pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya maka digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b).
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
- Metode ini mampu untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
- Dengan memakai metode ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat berkurang.
- Aplikasi dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar